logo tulisan pt jasa medivest

Jalan Surapati No 171-1

Bandung 40123

Telepon (Hotline)

022-20468859

Peluang dan Tantangan Pengelolaan Limbah B3 di Fasilitas Kesehatan Jawa Barat

Bandung, 30 Juli 2024 – PT Jasa Medivest, sebuah BUMD yang fokus pada pengelolaan limbah medis, terus menghadapi tantangan dan peluang dalam mengelola limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan industri farmasi di Jawa Barat. Direktur Utama PT Jasa Medivest, Beni Cahyadi, mengungkapkan bahwa ada sejumlah aspek yang perlu diperhatikan agar bisnis ini terus berkembang. Hal ini dikemukakan pada acara seminar hybrid yang bertajuk “Kebijakan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Pada Fasilitas Layanan Kesehatan”. Seminar yang dihadiri oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Prima Mayaningtyas, Perwakilan Kepala Dinas Kesehatan, Direktur PT Jasa Sarana induk perusahaan PT Jasa Medivest yang diwakili oleh Mohammad Wais Fansuri. Seminar ini juga diikuti oleh 150 peserta yang hadir secara langsung, 750 peserta yang hadir secara daring dan 500 penonton di kanal youtube DLH Jabar.

Beni Cahyadi Direktur PT Jasa Medivest

Tantangan dalam Pengelolaan Limbah B3

Beni mencatat bahwa salah satu tantangan utama adalah keterbatasan simpul logistik bagi fasyankes kecil, yang sering kali tidak memiliki fasilitas penyimpanan sementara yang memadai untuk limbah B3. Selain itu, pemahaman yang kurang terkait pengadaan pengelolaan limbah B3 oleh pihak ketiga, yang sering kali lebih mengutamakan biaya rendah daripada kualitas layanan, menjadi faktor risiko yang signifikan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Prima Mayaningtyas, menambahkan bahwa banyak fasyankes masih belum memenuhi standar dalam pengelolaan limbah B3. Beberapa masalah yang umum ditemui termasuk kurangnya identifikasi limbah B3, pencatatan dan pengisian neraca LB3 yang tidak dilakukan, serta penyerahan limbah B3 kepada pihak ketiga tanpa izin yang sesuai. Hal ini sering disebabkan oleh fokus utama fasyankes yang lebih pada pelayanan kesehatan, serta keterbatasan sumber daya manusia dan fasilitas yang memenuhi persyaratan teknis.

Peluang untuk Pengembangan

Di sisi lain, bertambahnya jumlah fasyankes di Jawa Barat membuka peluang baru bagi PT Jasa Medivest. Dengan pengalaman lebih dari 17 tahun, perusahaan ini memiliki kapasitas pengolahan harian mencapai 24 ton dengan dua unit incinerator ramah lingkungan. Jasa Medivest juga dilengkapi dengan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) berkapasitas 500 ton dan cool storage sebesar 15 ton.

Beni mengusulkan agar pemerintah daerah mendorong pengelolaan limbah B3 berbasis kewilayahan untuk memastikan penanganan yang tepat dan efisien. Jasa Medivest, sebagai BUMD yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, siap menjadi mitra strategis dalam upaya ini.

Prima Mayaningtyas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar
Bey Machmudin Penjabat Gubernur Jawa Barat

Komitmen Pemerintah dan Solusi

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung pengelolaan limbah B3 yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam seminar Kebijakan Pengelolaan Limbah B3 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang diadakan di kantor DLH Jabar, Bey mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, total limbah B3 yang dihasilkan di Jawa Barat mencapai 36.744,82 ton, dengan hanya 8.048,60 ton yang dikelola lebih lanjut.

Pemerintah daerah berencana untuk terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan, memperkuat regulasi, serta mengawasi pelaksanaan pengelolaan limbah B3. Seminar yang diinisiasi oleh DLH Jabar dan PT Jasa Medivest ini diharapkan dapat menghasilkan solusi efektif dan inovatif dalam menangani limbah B3, serta memperkuat sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan pengelolaan limbah B3 di Jawa Barat, kerjasama antara berbagai pihak menjadi kunci untuk mencapai pengelolaan yang lebih baik dan berkelanjutan. PT Jasa Medivest siap memainkan peran penting dalam usaha ini, mengingat kapasitas dan pengalaman yang mereka miliki.